Minggu, 09 Mei 2010
Tak bisa dipungkiri Flash telah menjadi bagian penting di dunia maya saat ini. Konten-konten multimedia yang menyajikan animasi hingga video memanfaatkan teknologi Adobe tersebut. Namun, seiring perkembangan teknologi, Flash yang bersifat propietary mlai disaingi teknologi lainnya yang lebih fleksibel.
Bahkan, Apple, salah satu pemain utama di binsis komputer dan smartphone saat ini menolak Flash di semua perangkatnya. Alasannya Flash sulit berkembang dan tidak cocok dengan tuntutan zaman. Sebaliknya Adobe tetap bertahan bahwa dengan banyaknya konten web yang sudah menggunakan Flash, tindakan seperti yang dilakukan Apple hanya memberikan kekecewaan terhadap konsumen.
Tapi, CEO Apple Steve Jobs meyakini kalau Apple meninggalkan Flash tidak akan mengurangi pengalaman akses web secara penuh. Menurut Jobs hal tersebut tak benar karena selain Flash, sebagian besar video di web juga mendukung standar H.264 sehingga tanpa Flash pun tidak terlalu masalah.
"Kami sangat yakin semua standar yang mendukung web harus terbuka. Ketimbang menggunakan Flash, Apple lebih memilih mengadopsi HTML5, CSS, dan JavaSCript-semuanya standar terbuka," kata Jobs dalam tulisan di website Apple, Kamis (29/4/2010) yang menyoroti cacat Flash dan lasan Apple meningglakannya. Apple bahkan menciptakan standar terbuka untuk web yang disebut Webkit, mesin pembaca HTML5 berbasis open source yang kini sudah digunakan broser Android, Nokia, dan belakangan BlackBerry.
Menurutnya Flash adalah teknologi masa lalu yang hanya cocok buat komputer yang menggunakan mouse tapi tidak cocok untuk perangkat berlayar sentuh yang menjadi tren saat ini dan masa depan. Ia optimistis HTML5 akan mengungguli Flash tidak hanya di perangkat genggam tapi juga di komputer.
"Standar terbuka yang dibuat di era mobile seperti HTML5 akan menang di perangkat mobile bahkan juga PC. Mungkin Adobe harus lebih fokus mengembangkan perangkat pendukung HTML5 untuk masa depannya dan mulai mengurangi kritik kepada Apple," tutup Jobs.