Sabtu, 06 November 2010

Kata Ulang

Kata ulang adalah bentuk dasar yang diulang. Bentuk dasar adalah suatu bentuk linguistik yang dijadikan dasar pembentukan kata ulang (bentuk yang lebih besar atau bentuk kata sebelum dijadikan kata ulang).
Bentuk dasar kata ulang ada yang dapat ditentukan dengan cepat dan mudah, tetapi ada pula yang tidak mudah ditentukan. Ada pula kata yang berbentuk seperti kata ulang, tetapi sebetulnya bukan kata ulang karena tidak mempunyai bentuk dasar. Misalnya kata masing-masing dan mudah-mudahan.



Berdasarkan jenisnya, kata ulang terbagi menjadi empat jenis.
1. Pengulangan utuh
Contoh : lampu-lampu (lampu), pertokoan-pertokoan (pertokoan), kekerasan-kekerasan (kekerasan).
2. Pengulangan sebagian
Contoh : bercaci-cacian (bercacian), menendang-nendang (menendang), minum-minuman (minuman), dan tunjuk-menunjuk (menunjuk).
3. Pengulangan berimbuhan
Contoh : mobil-mobilan (mobil), kemerah-merahan (merah), gunung-gemunung (gunung).
4. Pengulangan dengan perubahan fonem (berubah bunyi vokal atau konsonan)
Contoh : warna-warni (warna), sayur-mayur (sayur), dan bolak-balik (balik).
Sumber : Hatikah,Tika.2004.Berbahasa dan Bersastra Indonesia.Bandung:Grafindo Media Pratama.

Global Warming

PENGERTIAN GLOBAL WARMING

Pemanasan global atau global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer laut dan daratan bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.18 oC selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti naiknya air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presitipasi. Akibat perubahan pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.

PENYEBAB TERJADINYA GLOBAL WARMING

Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya Global warming, yaitu:
• Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang ada di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagai gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap dibawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada dibumi. Karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Dengan temperatur rata-rata sebesar 15o C (59 oF), bumi sebenarnya telah lebih panas 33o C dari temperaturnya semula. Jika tidak ada efek rumah kaca, maka suhu bumi hanya -18o C. Hal ini menyebabkan es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut berlebihan di atmosfer, akan menyebabkan pemanasan global.
• Efek umpan balik
Pemanasan global, juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2 , pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyak air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat. Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan, sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya, apabila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.

• Variasi matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari matahari dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan global saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktvitas matahari akan memanaskan stratosfer. Sebaliknya, efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut, tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir 1970-an.)
Fenomena variasi matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.

DAMPAK GLOBAL WARMING

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit, serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan. Curah hujan diseluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim. Di Indonesia sendiri, saat ini intensitas curah hujannya meningkat. Hujan deras disertai dengan angin kencang dan petir sering terjadi baik di pagi, siang ataupun sore hari. Hal ini mengakibatkan, sebagian besar daerah yang ada di wilayah Indonesia terendam banjir. Bahkan belum lama ini, banjir bandang telah terjadi di papua barat, tepatnya di wosari. Banjir yang disertai dengan lumur itu telah menghilangkan harta benda, bahkan nyawa.

Peningkatan Permukaan Laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daeah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Erosi dari tebing, pantai dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.

Suhu Global cenderung meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan. Tetapi, hal ini sebenarnya tidak sama dibeberapa tempat. Bagian Selatan Kanada sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung akan bermigrasi kearah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan akan terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub, mungkin juga akan musnah.


Kesehatan manusia terganggu

Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stres panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk, tikus dan hewan pembawa penyakit lainnya akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Penyakit-penyakit tropis yang dapat menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.

SOLUSI PENGENDALIAN GLOBAL WARMING
Ada solusi untuk memghentikan untuk Global Warming dan Kita masih bisa melakukan untuk menyelamatkan bumi kita tersayang.
1. Berhentilah atau mengurangin memakan daging
2. Batasilah emisi dan karbon dioksida
3. Tanamlah lebih banyak pepohonan atau penghijauan.
4. Daur Ulang dan daur ulang (Recycle dan Reuse)
5. Gunakan alat traspotrasi yang lebih alternatif untuk menguragin emisi karbon




Sumber :
http://info.g-excess.com/id/info/Pemanasan global_Global_warming.info
http://yudhim.blogspot.com/2009/02/contoh-karya-tulis-global-warming.html
http://www.indoforum.org
http://id.wikipedia.org

;;

By :
Free Blog Templates