Sabtu, 05 Juni 2010

Detektor

Sebelum kita masuk kesebuah kantor ataupun mall, tentu saja kita harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Mungkin kita suka sebal dengan segala pemeriksaan yang dilakukan menggunakan suatu alat yang disebut detector. Tapi, walaupun kesannya ribet, alat ini dapat membantu kita mencegah terjadinya bahaya yang tidak kita inginkan. Gimana sih cara kerjanya detektor? Penasaran??

Detector Logam

Inilah jenis detector yang sering kita temui. Bentuknya bermacam-macam, dari yang segede gerbang seperti dibandara, sampai yang bentuknya mirip tongkat dan mudah digenggam, seperti yang digunakan oleh security yang ada dikantor-kantor atau di mall.
Semuanya punya prinsip yang sama, yaitu mendeteksi adanya medan magnet yang dipancarkan oleh objek-objek dari logam.

Pada detector logam genggam, umumnya memiliki bagian yang bernama control box(CB). CB ini, berisi baterai, microprosessor, speaker, alat control, dan mesin sirkuit.

Ada 3 jenis detektor logam berdasarkan cara kerjanya. Ada VLF (Very Low Frequency), PI (Pulse Induction), dan BFO (Beat Frequency Oscilation). Perbedaannya, VLF menggunakan medan magnet yang berlawanan dengan medan magnet dari obyek-obyek metal yang akan dideteksi. Sistem pada PI hampir sama dengan VLF. Sedangan BFO menggunakan gelombang radio untuk mendeteksi medan magnet logam. Jadi, begitu medan magnet tertangkap oleh detector, maka akan terjadi getaran suara yang mengakibatkan bunyi.

Detector Asap

Detector ini, sangat penting untuk dipasang didalam gedung-gedung bertingkat, bahkan dirumah sekalipun. Detector asap memiliki dua bagian yang penting, yaitu sensor untuk mendeteksi asap dan alarm sebagai tanda bahaya. Ada 2 jenis detector asap, Photoelectric Detector (PD) dan Ionization Detector (ID). PD, menggunakan sinar laser yang berkekuatan rendah yang terhubung dengan alarm. Jika sinar terhalang oleh sesuatu yang menyebabkan photodetector tidak bisa melihat sinar, maka alarm segera berbunyi.

Berbeda dengan ID yang lebih sensitif. ID menggunakan radiasi dari sekumpulan ion untuk mendeteksi adanya asap. Bila ada asap, ion positif akan bereaksi terhadap plat negatif, begitu pula sebaliknya. Reaksi ini menyebabkan alarm berbunyi.

Detektor Kebohongan

Alat ini biasa digunakan oleh pihak kepolisian untuk memeriksa tersangka sebuah tindak kejahatan. Detector kebohongan yang bernama Polygraph ini menggunakan tanda-tanda vital pada tubuh manusia seperti detak jantung, keringat atau tekanan darah sebagai indicator kebohongan.

Orang yang akan diperiksa akan dipasangi sejumlah alat pada beberapa bagian tubuhnya yang tersambung dengan layer monitor untuk mendeteksi detak jantung, nafas, tekanan darah, dan aktivitas electro-dermal. Lalu ia akan diberi Polygraph exams yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang harus dijawab.

Namun sayangnya, saat ini beberapa orang yang memamng ahli berhasil mengatur tanda-tanda vital pada tubuhnya saat ia sedang berbohong. Ini tentu saja akan membuatnya lulus tes Polygraph!

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates