Minggu, 28 Februari 2010

Sinusitis

Selama ini, mungkin kita sering menganggap remeh pilek yang kita derita. Akibatnya, kita jadi sering cuek dan malas periksa ke dokter. Padahal, kalau saja kita tahu efek dan bahayanya penyakit sinusitis, wahh… ngga bakal deh kita menganggap enteng!! Sebelum terlanjur… ada baiknya kita ‘mengenal’ dulu penyakit yang satu ini.

Sinus adalah lapisan dalam rongga hidung. Jadi, sinusitis adalah radang yang terjadi pada daerah tersebut. Sinusitis bisa dibagi menjadi bermacam-macam, seperti sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid.

Sinusitis maksila adalah yang paling sering terjadi, baru kemudian disusul oleh sinusitis etmoid, frontal dan sfenoid. Sinusitis maksila terletak di tulang pipi bawah. Posisi lubang sinus maksila yang terletak di tengah dan lebih tinggi sering menyebabkan terjadinya penyumbatan akibat aliran sekret (cairan yang dikeluarkan hidung). Fungsi sinus maksila sebagai dasar akar gigi juga jadi pendorong munculnya sinusitis apabila terjadi infeksi gigi.

Pada sinusitis etmoid, rasa nyeri terasa di pangkal hidung dan kadang nyeri di bola mata sampai pelipis. Pada sinusitis frontal rasa nyeri terlokalisasi di dahi atau diseluruh kepala. Sementara pada sinusitis sfenoid, nyeri terasa di kepala, belakang bola mata dan di telinga .

Ada beberapa factor yang menjadi penyebab terjadinya sinusitis.

  • pilek yang terus-menerus
  • radang tenggorokan
  • infeksi pada gigi geraham
  • berenang
  • menyelam
  • tekanan tinggi pada air maupun udara
  • lingkungan berpolusi, udara dingin serta kering.

Sinusitis dibagi menjadi beberapa tingkatan. Pertama sinusitis akut, subakut dan kronis. Pada sinusitis akut, terdapat tanda-tanda radang akut, seperti penyumbatan, infeksi rongga hidung, alergi, atau infeksi gigi hingga membuat badan kita demam dan teras lesu, hidung tersumbat, dan muncul cairan kental (kadang bau) yang mengalir ke rongga tenggorokan plus rasa nyeri di kelopak mata bagian bawah dan kadang mengakibatkan nyeri gigi. Gejala yang tampak adalah pembengkakan di pipi dan kelopak mata bagian bawah.

Sinusitis subakut terjadi saat infeksi sudah berlangsung mingguan bahkan bulanan. Gejala klinisnya sama dengan sinusitis akut, Cuma tanda-tanda akutnya (demam, sakit kepala hebat, nyeri) sudah reda. Biasanya dokter menyarankan terapi dengan pemberian obat antibiotic berspektrum luas selama 10-14 hari dan obat tetes hidung, atau penyinaran dengan sinar gelombang pendek.

Sinusitis kronis adalah sinusitis yang paling parah dan umumnya sulit disembuhkan. Gejala bervariasi, mulai dari munculnya sekret di hidung dan tenggorokkan, pendengaran tertanggu, nyeri kepala, sakit maag, batuk, bahkan terjadinya komplikasi di paru-paru. Pada sinusitis kronis, pemeriksaan klinis ngga seberat sinusitis akut. Penanggulangannya bisa dengan pemeriksaan mikrobiologis, diagnosis sinusitis kronis, atau terapi obat. Bila gagal, barulah dilakukan Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF), yaitu operasi pengangkatan lapisan yang terinfeksi menggunakan alat endoskop.

Nah, sebelum terlanjur parah, mulailah dari sekarang menjaga kesehatan dan jangan malas dating ke dokter THT untuk memeriksakan diri.



Sumber : majalah GADIS (dengan pengubahan)

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates