Minggu, 04 Oktober 2009

Siang malam q selalu menatap layar terpaku untuk

online... online...

online... online...



Hmm..
Siapa sih yang ga kenal sama lirik lagu diatas???
Lagu Online yang dinyanyikan oleh Saykoji ini memang begitu terkenal mulai dari anak-anak hinggga orang dewasa.
Mendengar kata "Online" apa yang terlintas dikepala kita????
Yupzz bener banget.... "Facebook".
Sekarang lagi zamannya Facebook. Semua orang punya Facebook. Saat ini pengkonsumsi facebook jumlahnya lebih besar dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang merokok.

Mungkin ga sih orang-orang didunia ini udah kecanduan facebook?? Apa bener facebook bisa mempengaruhi kesehatan mental????



Sebuah artikel dari koran Kompas mengatakan bahwa facebook dapat membuat orang kecanduan. Tanda-tanda orang kecanduan facebook misalnya sering mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Kita juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag kamu di fotonya.

Kalau ciri-ciri diatas sama dengan kamu, berarti kamu harus berhati-hati. Karena ternyata facebook dapat memberi efek psikologis bagi kesehatan mental .

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang
bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana kita sebagai pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan kita saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena "berpisah" dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian
menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. "Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat."

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari
status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. "Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah," tegasnya.

Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.




4 Comments:

  1. Yudhie_Devilzc0de said...
    emank gtu ya tha,,,,kalo gtu w termasuk dunk dalam kategori ya...gu da kna pyakit onlen ne jd susah bngt ngilangin ya..tiada hari tanpa OL
    heheh
    Unknown said...
    ada lho, seorang manajer cafe mematikan layanan hotspot-nya agar pengunjungnya yang datang bersama-sama tidak hanya berkumpul, tetapi juga saling bicara, bukan sibuk dengan blackberry atau kojingnya.
    muhinjjaya said...
    luar biaasa...supe sekali...
    paperus said...
    @ yudi : makanya jangan tiap hari ol.. nti mental lu terganggu loh..
    hahahaha..

    @marli : ia li?? dimana tuh? keren..

    @ muhinjjaya : mantep... timbal balik ia..
    hahaha

Post a Comment



By :
Free Blog Templates